PENGARUH FOTOPERIOD TERHADAP POLA PEMIJAHAN IKAN PELANGI KURUMOI (Melanotaenia parva)
Ikan
Pelangi Kurumoi (Melanotaenia parva) merupakan ikan hias air tawar asli
Indonesia yang memiliki warna indah seperti pelangi sehingga memiliki nilai
estetis dan nilai ekonomis yang tinggi (Nur, et al., 2009). Ikan ini
memilki ukuran panjang maksimum 9-10 cm, Ikan Pelangi Kurumoi ini hanya
ditemukan di Danau Kurumoi, Papua.
Induk betina biasanya hanya
mampu memijah sekali dalam sehari, sedangkan induk jantan biasanya mampu memijah
lebih dari satu kali dengan induk betina yang berbeda (Tappin, 2010) . Fotoperiod
dan suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pola reproduksi.
Kedua faktor ini tidak saling berdiri sendiri akan tetapi saling mempengaruhi
pola reproduksi suatu organisme. Perlakuan fotoperiod yang dilakukan adalah
sebagai berikut: (A) 15 jam terang, dan 9 jam gelap; (B) 12 jam terang, dan 12
jam gelap; (C) 9 jam terang, dan 15 jam gelap. Setiap perlakuan diulang
sebanyak 3 kali. Hewan uji yang digunakan adalah Ikan Pelangi Kurumoi (Melanotaenia
parva) turunan pertama (F1). Sebelum digunakan dalam penelitian, ikan-ikan
ini dipelihara terlebih dahulu di bak beton. Pengaturan pencahayaan pada
perlakuan fotoperiod dilakukan dengan menggunakan lampu neon berdaya 10 Watt
yang ditempatkan ± 10 cm diatas tiap-tiap akuarium. Sebagai media penempelan
telur digunakan tali rafia yang telah diurai dan diberi pemberat dibagian.
Perhitungan
jumlah telur dilakukan pada rafia yang terdapat telur yang tidak terbuahi, setelah
dihitung maka tali rafia diletakkan di baskom untuk diinkubasi telurnya. Warna
telur yang terbuahi berwarna bening sedangkan yang tidak terbuahi berwarna
putih susu. Jumlah telur yang dihasilkan merupakan penjumlahan dari telur
infertil, telur yang gagal menetas, dan larva yang menetas. Nilai derajat
pembuahannya (%FR) dihitung dengan rumus:
FR = (Jumlah telur terbuahi/Jumlah telur total) x 100%
Setelah
telur menetas maka setiap hari menghitung jumlah telur yang menetas dan
dihitung lama waktu inkubasinya. Kemudian dihitung nilai derajat penetasan
(%HR) menggunakan rumus:
HR = (Jumlah larva menetas/Jumlah telur terbuahi) x 100%
Berdasarkan
hasil penelitian pengaruh perlakuan fotoperiod, yaitu (A) fotoperiod 15 jam
terang, 9 jam gelap; (B) 12 jam terang, 12 jam gelap; dan (C) 9 jam terang, 15
jam gelap terhadap pola pemijahan ikan Pelangi Kurumoi (Melanotaenia parva)
yang dipelihara pada suhu ruang didapatkan hasil:
Tabel 3.
Hasil perlakuan terhadap pola pemijahan ikan Pelangi Kurumoi
Parameter
|
Perlakuan
|
||
A
|
B
|
C
|
|
Jumlah
Pemijahan (kali)
|
11.0a
± 1.0
|
15.7b
± 0.6
|
12.3a
± 1.5
|
Jumlah
Telur yang Dihasilkan (butir)
|
1,501a
± 36.58
|
2,482b
± 33.98
|
1,192a
± 33.98
|
Rata-rata
Telur yang dihasilkan
|
137b
± 6.59
|
159b
± 13.16
|
97a
± 7.56
|
Derajat
Pembuahan (% FR)
|
98.5a
± 1.76
|
99.5a
± 0.46
|
99.1a
± 0.68
|
* Nilai
dalam baris yang diikuti dengan huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata
(P<0,05)
Hasil jumlah
pemijahan
jumlah pemijahan yang lebih banyak pada perlakuan
fotoperiod 12 jam terang, dan 12 jam gelap pada suhu ruang. Hal ini
menunjukkan bahwa perlakuan fotoperiod 12 jam terang dan 12 jam gelap pada suhu
ruang mampu membuat ikan Pelangi Kurumoi memijah lebih banyak dibandingkan
dengan kombinasi fotoperiod yang lain
Rata-Rata
Telur yang Dihasilkan
terlihat ikan Pelangi (Melanotaenia boesmani)
memilki jumlah telur yang dihasilkan lebih banyak pada perlakuan fotoperiod 12
jam terang,dan 12 jam gelap pada suhu ruang, yaitu sebanyak 2-240 butir.
Derajat
Pembuahan
Kesimpulan
Jumlah
pemijahan, jumlah total telur dan jumlah telur rata-rata menunjukkan bahwa
kombinasi fotoperiod 12 jam terang dan 12 jam gelap merupakan perlakuan
terbaik.
sumber:
http://www.aquaculture-mai.org/index.php?option=com_content&view=article&id=222%3Apengaruh-fotoperiod-terhadap-pola-pemijahan-ikan-pelangi-kurumoi-melanotaenia-parva-&catid=1%3Alatest-news&Itemid=1